Menata Hati, Mengukir Nasib.


ads
Metafisika Modern

45. Al Mujib

Al Mujib ialah Dzat yang memperkenankan orang berdoa kepada-Nya. Sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya:

“… Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu!…” (QS. Al-Mu’min: 60)

Dia memenuhi permintaan orang yang meminta yang sesuai dengan keutamaan-Nya. Dia berikan kehendak orang itu atau yang lebih baik darinya untuk masa sekarang atau yang akan datang. Allah SWT menghadapi permintaan orang yang meminta dengan memenuhinya, dan menghadapi doa orang yang memohon dengan mengabulkannya, dan menghadapi kesulitan orang-orang yang sengsara dengan mencukupinya. Bahkan Dia memmberi kenikmatan sebelum diminta, dan mengkaruniai sebelum doa. Hanya Dia sajalah yang Maha Mengetahui kebutuhan orang-orang yang membutuhkan sebelum mereka menyatakan permintaan mereka. Dia telah mengetahui di alam azali-Nya, sehingga disiapkan-Nyalah sebab-sebabnya dan diatur-Nyalah cara-cara untuk mencapainya.

Berakhlak dengan ism ini mengharuskan seorang hamba menyambut segala yang diperintahkan Tuhannnya, segala yang dilarang-Nya, segala yang disunnahkannNya, dan segala yang diserukan-Nya. Dan hendaklah pula ia menyambut hamba-hamba-Nya dengan memenuhi seemua permintaan orang-orang yang meminta sesuai kemampuannya, dari semua yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Dan hendaklah menolaknya dengan kata-kata halus, bila ia tidak mampu memenuhinya. Dalam kaitan ini Allah berfirman yang artinya:

“Dan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya.” (QS. Adh-Dhuha: 10)

Dan Nabi saw. bersabda:

“Seandainya aku diundang ke jamuan makan yang disuguhi kaki kambing, tentu aku akan menghadirinya; dan seandainya aku diberi hadiah kaki depan kambing, tentu akan aku terima.”

Kesediaan beliau untuk menghadiri jamuan yang hanya menyediakan makanan kaki kambing, dan kesediaan beliau untuk menerima hadiah kaki kambing itu merupakan puncak dari pemuliaan dan pemenuhan. Berapa banyak orang yang angkuh, enggan menerima hadiah, dan tidak semua undangan ia hadiri. Ini semua adalah akibat kesombongan dan kecongkakannya, tanpa mempedulikan betapa sakit hati orang yang menerima penolakannya itu. Orang yang memiliki sifat demikian, tidak ada bagian apa pun untuknya dari ism yang mulia ini. Dan wajib atas seorang hamba untuk tidak menganggap besar segala yang dimintanya dari Allah itu, dan tidak bosan pula untuk memperbanyak doa, sebab Allah SWT Mahabesar dan Maha Pemurah.

Rasulullah saw. bersabda:

“Berdoalah kepada Allah dan yakinlah bahwa doamu itu akan diperkenankan.”

Khasiatnya
Barangsiapa membaca ism ini secara rutin, maka apa yang dimintanya akan diberikan oleh Allah.
ads
Labels: Power Khasiyat Asmaul Husna

Thanks for reading 45. Al Mujib. Please share...!

0 Comment for "45. Al Mujib"

Back To Top