Menata Hati, Mengukir Nasib.


ads
Metafisika Modern

Tips Sholat Khusyu' dan Kiblat 4

Apa yang akan kami sampaikan di sini bukanlah untuk menambah-nambahi tata cara ibadah yang telah ada, atau mengada-adakan suatu hal yang baru dan menjurus ke arah bid'ah. Namun hal ini adalah semata-mata sebuah upaya untuk lebih menghayati apa yang telah kita laksanakan.

Ketika kita hadapkan wajah kita menghadap kiblat yaitu Ka'bah. Sadarilah bahwa hakikatnya Ka'bah adalah pusat dari magnetisme alam semesta. Pusat daripada cakra bumi dan alam semesta di dalam struktur energinya. Dan ketika kita menghadap ka'bah sertailah dengan hadirnya kesadaran akan energi semesta ini, maka dengan demikian engkau telah merasakan hakikat daripada sholat berjama'ah.

Setelah itu visualisasikan seakan jarak antaramu dengan Ka'bah semakin lama semakin dekat sehingga seakan-akan engkau berdiri di hadapan Ka'bah. Lalu visualisasikan pula seakan Ka'bah itu semakin mengecil dan kemudian masuk ke dalam Qalbumu. Pandanglah terus Ka'bah yang sekarang telah berada di dalam qalbumu, dan lihatlah dibalih wajah Ka'bah lambat laun terlihat wajah Guru Ruhanimu.

Pandangilah terus wajah gurumu itu, sehingga lambat laun akan muncul wajah guru-guru ruhani yang lain hingga akhirnya tampillah wajah Rasulullah. Pandangilah terus wajah Rasulullah itu, yang sesungguhnya di wajah Rasulullah tercermin wajah Allah. Yang terekam ketika beliau bermikraj dan berhadapan dengan Wajah Allah SWT. Pandangilah Wajah Rasulullah itu terus menerus hingga akhirnya engkau dibukakan tabir untuk melihat Wajah Allah.

Di dalam aplikasi prakteknya, semua itu dilakukan secara mental yang melibatkan Cipta Rasa Karsa serta kepekaan rasa terhadap Energi Ilahi. Dan semua itu masih dalam tahap imajinasi atau seakan-akan melihat Allah.

Sekian tips kali ini, semoga bermanfaat...
ads
Labels: Arsip NAQS Methode, Hikmah

Thanks for reading Tips Sholat Khusyu' dan Kiblat 4. Please share...!

1 Comment for "Tips Sholat Khusyu' dan Kiblat 4"

Allah adalah Dzat yang maha halus :

" Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. "( Ar-Rahmaan (Yang Maha Pemurah) : 26 - 27 )

" Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui ". ( Al Hajj : 63 )

Sehingga Allah tidak dapat dilihat oleh mata manusia ( Gaib ) :

" Dia (Allah) tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui ". ( QS. Al an'am,6: 103)

Dan Allah tidak dibatasi ruang dan waktu :

" Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya . Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ".(QS. Al-Hadid : 4)

Kalau kita hubungkan dengan logika manusia DZAT YANG MAHA HALUS ALLAH SWT sama dengan Zat yang sangat halus atau yang paling terkecil, tidak dapat dibagi-bagi lagi ( Tunggal ) dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia adalah partikel atom mempunyai nukleus yang mengandung protron dan neutron yang dikelilingi awan elektron. Realisasinya bisa dibuktikan dengan metode penerapan Energi Listrik yang mengalir lewat perantara namun karena listrik terlaksana oleh zat-zat yang sangat halus atau yang paling terkecil partikel atom yang mempunyai nukleus yang mengandung protron dan neutron maka seberapa jarak dan waktunya sama dengan nol atau JARAK DAN WAKTU = 0, detik itu juga saklar lampu di aktifkan maka detik itu juga lampu akan menyalah. Listrik tidak dapat dilihat tetapi bisa dirasakan dan dinikmati BEGITU JUGA ALLAH SWT TIDAK DAPAT DILIHAT TETAPI KEBERADAAN-NYA BISA DIRASAKAN DAN DIKETAHUI DARI KEBESARAN DAN KEAGUANGANNYA. Listrik dapat mengalir tanpa dibatasi jarak dan waktu asalkan masih melewati perantaranya/pengantarnya BEGITU JUGA DZAT ALLAH KARENA MENGANTARNYA MELIPUTI LANGIT DAN BUMI MAKA DZAT-NYA TAK DIBATASI RUANG DAN WAKTU. Allah SWT bersemayam di Arsy-Nya yang meliputi langit dan bumi adalah Nur-Nya yaitu Radiasi elektromagnetik bersifat infinite ( tidak berujung ) by Neil Amstrong. Allah SWT dan Nur-Nya merupakah satu wujud DZAT yang sama yaitu DZAT yang maha halus dan Tunggal. Nur Allah/Tali Allah/Wasilah bersumber dari Allah SWT via Baitul Makmur ( Kiblat para Malaikat ) via Baitul Maqdis Palestina via Baitullah Kabah via Para Nabi dan Rasul dan Auliyah-Auliyah Allah Pilihan atau Wali Allah. Nur Allah bukanlah perantara namun bersifat langsung karena terlaksana oleh Dzat-Dzat yang maha halus maka jarak + waktu = 0 atau tak dibatasi ruang dan waktu. Sama dengan listrik karena terlaksana zat-zat yang sangat halus ( Atom ) maka jarak + waktu = 0, jika anda memecet saklar maka lampu akan menyalah. Begitu juga Nur Allah/Tali Allah jika anda bermunajat kepada Allah SWT melaluinya maka detik itu juga sampai kepada Allah. Berkiblat ke kabah sama saja anda telah menghubungkan diri dengan Nur Allah tetapi hal itu harus dijiwai dengan NIAT.

Back To Top