Menata Hati, Mengukir Nasib.


ads
Metafisika Modern

Dakwah Dengan Teladan Amal Perbuatan

"Action Speaks Louder than Words"
Tindakan nyata lebih penting daripada cuma berkata-kata

“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR Muslim 4/2074 no. 2699 dan yang lainnya dari shahabat Abu Hurairah Radhiallahu’ anhu).

“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham, namun hanya mewariskan ilmu. Sehingga siapa yang mengambil ilmu tersebut maka telah mengambil bagian sempurna darinya.” (dari warisan tersebut).(HR At Tirmidzie )

“Hendaklah kamu belajar ilmu (agama) sebelum kamu menjadi pemimpin.” (Riwayat Bukhari secara mu’allaq (tanpa sanad), Ad-Darimi, Ibnu Abdil Barr, dan lainnya)

“ Barangsiapa menyeru kepada hidayah (petunjuk) maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa yang mengerjakannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HSR. Muslim no. 2674, dari Abu Hurairah)

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggunganjawabanya.” (QS. Al-Isra’: 36)

“Mengapa kalian mengajak orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kalian melupakan diri (akan kewajib-an)mu sendiri, padahal kalian membaca Al kitab? Maka tidaklah kalian berfikir?” (Al-Baqarah: 44).

“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang kalian tidak perbuat? Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang kalian tidak kerjakan.” (Ash-Shaff: 2-3 ).

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.

Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.

Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

METODE  & SARANA UTAMA PENYAMPAIAN DAKWAH

Dakwah Fardiah
Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).

Dakwah Ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato).

Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-doal dakwah.

Dakwah bil-Lisan
Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

Perkataan merupakan sarana yang paling utama dan pertama dalam penyampaian dakwah. Hal ini dapat difahami karena keberadaan Al-Qur'an sendiri merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah untuk disampaikan kepada orang-orang yang bertakwa. Dalam Al-Qur'an juga banyak didapat keterangan dan gambaran bagaimana para rasul menyampaikan risalah dan dakwahnya melalui bahasa lisan yang disampaikan secara langsung kepada kaumnya.

Perkataan yang disampaikan seorang da'i hendaknya disampaikan dengan bahasa yang jelas dan terang sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada audiens. Begitu pula kata-kata yang disampaikannya juga harus dengan bahasa yang baik dan benar agar tidak menimbulkan kesalahfahaman terhadap makna yang dikandungnya. Sifat seorang da'i yang tawadhu', penuh kesopanan, lemah lembut dan tidak tergesa-gesa dalam menyampaiakan sebuah materi juga sangat membantu dalam keberhasilan sebuah upaya mengajak dan mengarahkan sebuah komunitas. Bentuk konkrit dakwah melalui perkataan ini adalah khutbah, pengajaran, ceramah, amar ma’ruf nahi munkar, diskusi atau perdebatan, dan tulisan.

Pada pembagian ini DR. Abdul Karim Zaidan memasukkan tulisan sebagai bentuk dari salah satu dakwah melalui perkataan. Hal ini dapat difahami karena tulisan merupakan sarana yang sebanding dengan bahasa lisan. Perbedaannya adalah cara pengungkapannya yang menggunakan media dengan bentuk yang lain. Dakwah dengan lisan secara langsung menggunakan bahasa verbal yang disampaikan melalui suara yang dapat didengar oleh audien, sedangkan dakwah melalui tulisan disampaikan oleh seseorang melalui media yang berasal dari kertas ataupun yang sejenis dengan itu agar pesan tersebut dapat dibaca oleh orang lain. Pada awalnya dakwah dengan tulisan ini dipergunakan untuk menyampaikan sebuah pesan karena perbedaan jarak yang menghalangi seseorang untuk menerimanya secara langsung sehingga pesan tersebut dapat disampaikan dengan catatan tertulis yang sifatnya lebih permanen dan sifatnya yang lebih awet. Namun seiring perkembangan zaman, media cetak maupun elektronik memungkinkan sebuah pesan dengan bahasa lisan maupun tulisan dapat disampaikan kepada sekelompok orang dengan pengaturan kecepatan penerimaan maupun daya tahan yang dapat diantisipasi dengan memanfaatkan mesin cetak, alat perekam berupa kaset, dan media massa modern.

Rasulullah telah memulai berdakwah dengan bahasa lisan ini semenjak misi risalah itu diembannya ketika masih bermukim di Makkah maupun ketika Islam mulai dapat diterima secara baik sebagai pola hidup para shahabatnya setelah hijrah ke Madinah. Materi-materi dakwah berupa pemahaman keislaman secara menyeluruh beliau sampaikan dengan bahasa yang jelas dan disampaikan secara berulang serta dengan tahapan pengajaran yang disesuaikan dengan kondisi mental para shahabat sehingga kefahaman yang mereka peroleh selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan yang lebih nyata. Kesungguhan Rasulullah dalam upayanya memberi pemahaman telah membekas dalam hati dan perilaku para shahabat. Aisyah r.a. telah menyampaikan gambaran tentang sifat ucapan Rasulullah tersebut sebagai berikut, "Ucapan Rasulullah itu selalu berupa ucapan terang yang memberi pemahaman bagi semua orang yang mendengarnya."

Dakwah melalui tulisan juga dipergunakan oleh Rasulullah untuk menyampaikan pesan dan himbauan kepada beberapa pimpinan kabilah serta para pimpinan negara yang letaknya relatif jauh dari kedudukan beliau ketika berada di pusat kota Madinah. Para ahli sejarah maupun periwayat hadis telah mencatat beberapa kali Rasulullah mengirimkan surat kepada para pemimpin yang berkuasa di wilayah sekitar jazirah Arab dan pendudukan kekuasaan Romawi Timur ketika itu. Himbauan dan ajakan beliau untuk menjalankan ibadah kepada Allah dan menyeru kepada Islam ternyata telah telah membuka mata mereka untuk merespon kedatangan Islam pada masa-masa berikutnya.

Dakwah bil-Haal
Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.

Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

Dakwah Bil Haal adalah sarana yang sangat penting berikutnya dalam menyampaikan pesan dakwah dan mengarahkan manusia pada keislaman. Dengan perilaku baik yang ada pada diri para da'i. Perilaku baik tersebut tercermin dari perilakunya yang terpuji, perangainya yang tinggi, dan akhlaknya yang bersih sehingga dia dijadikan sebagai panutan dan teladan yang baik. Sebagaimana Islam tersebar di belahan dunia dengan melalui perilaku baik yang ditunjukkan oleh kaum muslimin, ini merupakan hakikat dari dakwah dengan menggunakan amal perbuatan.

Ada dua hal mendasar berkaitan dengan perilaku baik yang dapat dijadikan sebagai panutan atau dorongan bagi orang lain.
  • Pertama, akhlak atau budi pekerti yang tercermin melalui tabiatnya yang baik. 
  • Kedua, adanya kesesuaian antara ucapan dengan amal perbuatannya. 
Dua hal ini tidak bisa dipisahkan ketika seorang da'i telah membulatkan tekadnya untuk secara total memaksimalkan usaha dan upaya mendakwahkan ajaran Islam, baik di lingkungan yang mayoritas telah beragama Islam dan terlebih lagi jika dia berada dalam komunitas yang berbeda.

Inilah yang telah Rasulullah lakukan dalam kehidupannya sejak masa sebelum diangkatnya menjadi seorang utusan Allah. Sejarah telah membuktikan bahwa sifat-sifat beliau yang dikenal baik dan amanah (al-amin) telah mempermudah perjalanan beliau membawa bangsa Arab ke dalam keislaman yang tidak mantap.

Penyampaian Melalui Amal Perbuatan
Yang dimaksudkan dengan amal perbuatan di sini adalah upaya menghilangkan kemungkaran secara langsung melalui perbuatan atau setidaknya membuat atau mendirikan sebuah aktifitas yang secara langsung maupun tidak langsung mempermudah seseorang untuk menjalankan syari'at Islam, seperti membangun masjid atau sekolah.

Dasar yang dipergunakan untuk dakwah dengan amal perbuatan kongkrit ini adalah hadits yang disampaikan oleh Abu Sa'id Al-Khudri, bahwasanya dia mendengar Rasulullah bersabda, "Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya. Jika dia tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya. Lalu jika tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian demikian itulah iman yang paling lemah."

Menghilangkan kemungkaran dengan perbuatan di sini mengandung pengertian membuang segala hal yang dapat menghalangi sesuatu yang baik atau hak. Kemungkaran itu sendiri sedikit banyak telah menghilangkan kebaikan. Oleh karena itu diperlukan langkah yang bijaksana dalam menangani berbagai macam bentuk kemungkaran yang ada dengan tetap mengacu kepada prinsip-prinsip Islam yang harus dikembangkan melalui metode dakwah yang bijaksana atau penuh dengan hikmah, mau'izdah hasanah, serta mujadalah yang baik.

Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.

Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada".

Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara lain:

Menurut bahasa:
  • adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an dan Injil
  • memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan
  • ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama
  • obyek kebenaran(al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal
  • pengetahuan atau ma'rifat.

Menurut istilah Syar'i:
  • valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat.
Dakwah dengan Perbuatan
Penulis : Sus Woyo
website : kotasantri.com

Laki-laki 29 tahun itu tidak banyak bicara. Wajahnya lumayan rupawan, sehingga banyak teman perempuan sesama warga Indonesia yang sering meliriknya. Tapi ia selalu tak ambil peduli dengan itu semua. Ia sedang belajar setia kepada seseorang, yang insya Allah akan dinikahinya setelah habis masa kontrak kerja di luar negeri. Kata dia suatu saat pada saya.

Namun, bukan penampilan fisik itu yang sedang saya kagumi. Akan tetapi tingkah laku sehari-hari yang membuat saya 'kesengsem' pada pemuda ini. Ia sangat sedikit buka mulut, kecuali yang penting-penting saja. Dan tak pernah sedikit pun kedengaran ia mengeluh, apalagi mengumpat. Padahal saya tahu, pekerjaan yang ia emban sangat banyak dan berat. Ia sopir untuk antar jemput anak sekolah. Ia juga setiap pagi antar barang-barang ke restoran dan pasar. Setelah itu, ia juga harus 'stand by' petang hari di tempat kami memproduksi mie basah milik majikan saya.

Ia juga masih sempat masak untuk kami, membersihkan kamar, mengangkat jemuran sekaligus melipatkannya rapi-rapi. Kalau ada barang-barang berserakan, cepat-cepat membereskannya, dan tanpa komentar sedikit pun kepada saya maupun kawan-kawan saya. Kalau ada kesempatan libur, ia tidak pernah diam. Pagi-pagi ia sudah membersihkan kawasan tempat kami tinggal. Menyapunya bersih-bersih. Dan memindahkan apa-apa yang dilihatnya kurang nyaman dipandang. Itupun tidak peduli, apakah kawannya mau membantu atau tidak.

Suatu hari, saya ingin sekali bicara banyak padanya. Kenapa ia bisa begitu ikhlas menjalani hidup ini. Kenapa ia bisa begitu sabar dan istiqamah merajut hari-hari di rumah seorang majikan yang boleh dikatakan cukup keras ini.

"Saya tidak mengabdi kepada majikan, walaupun saya bekerja padanya. Hakekatnya saya ini sedang mengabdi kepada Yang Esa. Sehingga apa yang saya kerjakan adalah bentuk ibadah saya padaNya. Bentuk dzikir saya padaNya pula. Sehingga saya mencoba terus untuk berbuat yang terbaik. Apa yang ada di hadapan saya, pekerjaan apa saja yang disodorkan pada saya, itu adalah ladang ibadah bagi saya. Jadi saya nikmati saja."

Duh! Kawan, orang shaleh dari mana ini? Sehingga dari mulutnya keluar kata-kata yang begitu indah dan menyejukkan? Saya bertanya-tanya dalam batin. Makin lama, ternyata laki-laki ini makin mengagumkan saja.

Tak hanya sebatas pada pekerjaan. Rupanya pemuda ini juga sangat tanggap terhadap lingkungannya. Ketika di kamar kami hanya ada koleksi musik-musik pop saja, seperti Jamrud, Slank, Sheila On 7, Peterpan, dan kelompok musik pop lainnya, ia menambah koleksinya dengan lagu-lagu yang bernada dan berirama Islami, tanpa menyingkirkan kaset-kaset lainnya. Ia rajin mengoleksi Raihan, Brothers, Haddad Alwi, Mayada, Kyai Kanjeng, bahkan ia sangat gandrung sekali dengan shalawatnya grup nasyid dari beberapa pesantren tradisional. Dan tak ketinggalan ia juga membeli karya-karya legendaris dari Nashida Ria. Yang rupanya di negeri ini sangat terkenal. Sehingga, kalau pagi maupun petang, mengalunlah lagu-lagu rohani atau shalawat dari kelompok-kelompok nasyid tersebut. Rupanya kami ikut larut dalam irama-irama itu.

Dan tak ketinggalan, sehabis menerima gaji, ia memborong buku-buku Islam ataupun majalah-majalah yang berbau Islam. Ia tidak pernah menyuruh kami untuk membacanya. Tapi karena majalah dan buku-buku itu berserakan, akhirnya saya dan teman-teman punya nafsu juga untuk membaca. Satu langkah kecil telah mempengaruhi kami untuk berbuat dan bertindak dengan jalan keagamaan.

Dan beberapa waktu lalu, ia telah mengirimkan uang kepada orangtuanya, agar dipergunakan untuk membuat sumur pompa. Sebab selama ini sumur timbanya, kalau tidak hujan tiga hari saja sudah kering kerontang. Maklum, kampungnya agak sedikit susah air.

Sungguh, saya jadi makin dekat saja dengan teman yang satu ini. Saya juga banyak berteman dengan banyak pekerja dari berbagai bangsa di Brunei ini. Ada yang kalau saya ikuti bisa menjadikan saya menelusuri jalan-jalan menuju ke dasar neraka. Dan yang satu ini, kalau saya ikuti, Insya Allah, akan membawa saya menuju jalan syurga, mudah-mudahan.

Suatu saat, menjelang tidur, ia berbisik pada saya, "Di mana saja dan kapan saja, dan dalam situasi sedang bagaimana pun, dakwah harus kita laksanakan. Walaupun mungkin sangat sederhana sekali. Seperti hanya dengan perantaraan musik, bacaan, atau mungkin hanya sekedar menyingkirkan barang-barang sepele yang kurang enak dipandang mata."

Ah, ternyata saya baru menyadari bahwa kawan saya ini sedang menyampaikan pesan-pesan mulia para kekasih Allah kepada kami. Bukan hanya lewat kata-katanya yang menggebu-gebu, bukan hanya lewat lisannya bagaikan seorang orator ulung, tapi juga lewat perbuatan sehari-harinya yang terkadang dianggap remeh oleh orang lain, namun betapa mulianya di hadapan Sang Maha Pencipta. Maka tak ada salahnya jika kita mengikuti cara dakwah model laki-laki ini. Dakwah dengan amal, dengan perbuatan.
ads
Labels: Tausyiah

Thanks for reading Dakwah Dengan Teladan Amal Perbuatan. Please share...!

0 Comment for "Dakwah Dengan Teladan Amal Perbuatan"

Back To Top