Menata Hati, Mengukir Nasib.


ads
Metafisika Modern

NLP dan Tasawuf

Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Bismillahirrohmanirrohim.

Bila dalam artikel kemarin kita membahas energi ilahiah dari reiki dibandingkan dengan energi ilahiah dari Tasawuf. Maka kita sekarang akan mengkaji Tasawuf dari sudut pandang ilmu psikologis populer, yaitu NLP (Neuro Linguistic Programming).

NLP barangkali merupakan salah satu kata kunci yang paling banyak dibincangkan oleh para praktisi perilaku manusia (human behavior) di tanah air beberapa tahun belakangan ini. Apa sebenarnya NLP itu? Dan apa pula metode-metode kunci yang acap diaplikasikan dalam penerapan NLP? Tulisan pendek ini mencoba secara ringkas – namun padat – menjelaskan pengetahuan kunci mengenai NLP. Dengan itu, diharapkan aura magis yang selama ini menyelimuti konsep NLP pelan-pelan bisa mulai terkuak.

NLP sendiri merupakan singkatan dari neuro linguistic programming. Dikembangkan pertama kali oleh Richard Bandler (pakar psikologi dari University of California) dan John Grinder (pakar linguistik), metode ini muncul pertama kali saat mereka meneliti para great performers (kebetulan dalam penelitian ini, profesi para great performers yang diriset adalah para ahli terapis yang sukses. Dalam riset ini, digunakan tiga terapis sukses sebagai responden, yakni : Virginia Satir, Milton Erickson dan Fritz Perls). Pertanyaan kunci Bandler dan Grinder adalah : mengapa tiga terapis ini menjelma menjadi terapis hebat nan ekselen? Apa pola komunikasi, konfigurasi bahasa, dan model perilaku yang dipraktekkan ketiga terapis itu sehingga mereka menjadi sukses dalam menangani para kliennya?

Nah, serangkaian temuan yang di-ekstrak dari riset panjang itu lalu mereka olah dan racik menjadi metode NLP. Esensi dasar dari metode ini sebenarnya adalah optimalisasi pendayagunaan belief (neuro), pola komunikasi (linguistic) dan model perilaku agar kita bisa menuju kinerja yang ekselen. Nah, disini NLP kemudian juga menyodorkan serangkaian metode yang bisa dilakukan agar pola belief dan pola perilaku kita menjadi lebih efektif; dan pada gilirannya mampu menjadikan diri kita lebih optimal kinerjanya.



Lalu apa saja metode yang ditawarkan oleh NLP itu? Berikut ini saya akan mencoba mengeksplorasi tiga metode yang acap digunakan dalam aplikasi NLP :

Modelling

Metode ini secara sederhana adalah teknik menduplikasi dan mencangkokkan “keistimewaan” para great performers ke dalam diri kita. Bahasa awamnya adalah : meneladani kisah keberhasilan orang lain. Para pegiat NLP percaya bahwa salah satu cara yang paling powerful untuk meningkatkan kinerja seseorang adalah dengan cara modelling excellence ini. Inilah metode yang diberangkatkan dari satu keyakinan bahwa ketrampilan (skills), pengetahuan dan perilaku dari para excellent performers bisa ditransfer dan direplikasi.

Di dalam Ilmu Tasawuf dikenal juga metode modelling, ini adalah inti Rahasia pewarisan wasilah (NUR MUHAMMAD) yang dibawa seorang Guru Mursyid dalam sistem ahli silsilah. Puncak pengabdian tertinggi seorang murid kepada guru di dalam Tasawuf di sebut FANA FIL MURSYID. Meleburnya segala sifat, karakter, dan Ilmu Mursyid ke dalam diri murid. Jadi modelling yang dilakukan di dalam ilmu tasawuf tidak hanya sekedar menduplikasi sifat dan karaktern guru saja, namun bahkan menduplikasi keruhanian yang dibawa oleh sang guru.

Metode Anchoring

Metode ini adalah sebuah upaya agar kita selalu berada pada kondisi psikologis yang kita inginkan dalam beragam situasi yang mungkin kita hadapi. Caranya pertama-tama Anda mesti membangun situasi psikologis yang ingin Anda simpan, misalnya suasana hati yang kalem dan relax. Lalu ingat dalam situasi apa Anda pernah benar-benar bisa mengalami suasana tenang dan relax; misal ketika Anda bangun di waktu subuh yang sunyi, atau ketika Anda duduk sendirian di pinggir pantai di suatu sore yang teduh.

Rasakan dan resapkan setiap detil dari momen-momen itu, sehingga secara emosional Anda benar-benar merasa tenang dan relax setiap kali mengingat situasi ketika Anda berada di pinggir pantai yang teduh itu. Simpan memori ini kuat-kuat kedalam otak Anda, dan secara berkala “aktifkan” memori itu dengan misalnya, sebuah kode bisikan dalam hati. Sehingga, setiap kali Anda berbisik dalam hati : “relax….”, maka seketika itu pula Anda benar-benar merasa tenang dan relax persis seperti suasana psikologis ketika Anda duduk sendirian di pinggir pantai. Lakukan proses pengaktifan ini secara berulang-ulang, sehingga proses “anchoring” itu berlangsung dengan sempurna dan otomatis.

Apa gunanya proses anchoring itu? Nah, bayangkan suatu ketika Anda harus berbicara di depan publik serta para bos Anda, dan Anda benar-benar merasa nervous. Kalau proses anchoring Anda telah terlatih, maka Anda tinggal membisikkan satu kata di hati : relax……dan abrakadabra, detik itu juga Anda akan berada pada situasi psikologis yang nyaman dan relax (persis seperti saat Anda mengalaminya pada sore yang teduh di pinggir pantai itu). Selanjutnya……..Anda bisa berbicara di depan para petinggi Anda itu dengan nyaman, tenang dan relax.

Proses anchoring ini tentu juga bisa diterapkan dalam situasi lain, semisal : ketika Anda sedang stres dan panik karena deadline pekerjaan, atau juga ketika Anda sedang emosi dengan pasangan hidup Anda. Setiap kali Anda menghadapi situasi rumit seperti ini, maka Anda tinggal bisikkan kata dalam hati : relax, dan seketika itu juga suasana batin Anda bisa lebih tenang dan “nyaman”, sehingga tindakan Anda dalam merespon situasi problematis itu menjadi lebih efektif.

Proses Anchoring atau pengkondisian psikologis ini juga diajarkan di MAJELIS CAHAYA QALBU SIRRULLAH, yaitu melalui pelajaran Meditasi. Meditasi utama dari Ilmu NAQS adalah Meditasi Tafakkur dan Meditasi Tawajjuh. Sedangkan metode minor adalah Uzlah Batiniah Semenit.

Di saat siswa Majelis NAQS melakukan Meditasi utama, siswa akan mengalami kondisi rileksasi penuh, serta kondisi psikologis yang penuh kedamaian dan ketenangan batin, serta batin dipenuhi oleh rasa keimanan & keyakinan yang sangat kuat karena di saat itu adalah moment terciptanya hubungan magnetisme dari energi muroqobah antara Qalbu sang Hamba dengan Tuhannya..

Pengalaman ini akan dapat di recall kembali ketika siswa majelis di sela-sela kegiatan kerjanya, untuk semenit saja. Meninggalkan orbit duniawinya dan beralih ke dalam orbit spiritualnya, melakukan Uzlah Batiniah. berdamai dengan dirinya sendiri, memasuki keheningan batin, dan menyambung komunikasi dengan Tuhan.

The Map is Not the Territory (Kemampuan Untuk Memaknai)

Kalimat ini merupakan kalimat favorit para NLP-ers. Intinya : sebuah even (fakta, kejadian, peristiwa) selalu bersifat netral, yang lebih penting adalah persepsi kita terhadap even itu. Anda mungkin pernah mendengar cerita berikut ini : suatu ketika ada dua salesman sepatu dikirim ke sebuah negara seberang. Dua hari setelah melakukan observasi, salesman pertama langsung minta dikirim pulang ke negaranya. Alasannya : tidak ada satupun penduduk di negeri seberang itu yang memakai sepatu. Salesman yang kedua, setelah juga melakukan observasi, langsung mengirimkan fax ke kantor pusatnya, minta dikirimi segera sepatu sebanyak-banyaknya. Alasan dia sama : tidak ada satu pun penduduk di negeri seberang itu yang memakai sepatu. You got the point, right?

Esensinya adalah ini : persepsi kita atas sebuah peristiwa – dan bukan fakta peristiwa itu sendiri yang akan mempengaruhi pola perilaku dan kinerja kita dalam memaknai perjalanan kehidupan ini. Dalam konteks ini, para pelaku NLP memberi saran, agar kita selalu melihat “sisi positif” dan “peluang” yang ada dibalik setiap kejadian/fakta/peristiwa. Kita mesti bisa melakukan “reframing” terhadap setiap jejak peristiwa dalam sejarah hidup kita : apa hikmah positif yang bisa kita petik dari kejadian ini; apa perspektif lain yang bisa kita kedepankan agar bisa tercapai solusi hidup yang makin optimal.

Dengan kata lain, persepsi kita akan sebuah kejadian bukanlah sebuah kebenaran tunggal – ada persepsi dan sudut pandang lain yang boleh jadi lebih mendekatkan kita pada solusi yang lebih optimal. Tugas kita adalah selalu mencoba mengeksplorasi beragam persepsi dan sudut pandang itu, agar keputusan dan tindakan yang kita ambil benar-benar efektif dan berdaya guna tinggi. Sebab dengan itu, nasib kita mungkin akan lebih baik dibanding salesman sepatu yang pertama itu……

Kemampuan memaknai hidup dan kehidupannya sebagai langkah pengembangan daya Fikir dan Qalbu juga menjadi mata pelajaran yang penting di dalam majelis NAQS. Siswa NAQS yang tekun berdzikir, namun lemah dalam mengembangkan daya fikirnya dalam membaca ayat-ayat dari alam semesta dan kehidupannya, akan mengalami perkembangan yang lambat dalam perjalanan spiritualnya. Karena Ilham yang masuk ke dalam Qalbu adalah masih berupa energi murni yaitu NUR ILMU yang perlu dijabarkan dengan mencari analogi dan referensi dari segala sumber yang ada. Siswa NAQS tidak boleh mengembangkan pola fikir yang sempit dan keras kepala (sombong). Ini menyebabkan Nur Ilmu yang ada di di dalam dirinya tidak akan dapat berkembang.

Kwalitas utama yang dibutuhkan di dalam berfikir adalah kejernihan dan ketenangan fikiran. Fikiran manusia tidak pernah diam. Fikiran selalu ingin bergerak kemana-mana. Dan hal ini dapat menumpulkan intuisi dan naluri berfikir yang baik. Oleh karena itu agar tercapai kwalitas fikiran yang jernih, maka fikiran manusia perlu dilatih dengan meditasi. Dilatih untuk menenangkan gelombang otak sehingga dapat mencapai kondisi alpha. Sebuah kondisi ketenangan murni, dimana otak dapat memunculkan kekuatan supernya di dalam menangkap rahasia yang halus dari sebuah makna yang tersirat di dalam sebuah kalimat dan situasi.

Sebenarnya banyak literatur ilmu modern yang dapat menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di dalam praktek tasawuf. Ilmu tasawuf adalah ilmu HAQ, ilmu yang benar. Oleh karena itu tidak akan luntur dan gentar di dalam menghadapi segala gerak laju tekhnologi dan ilmu pengetahuan.

Demikianlah sekilas tinjauan psikologis modern (NLP) terhadap Tasawuf. Kita kan sambung di lain kesempatan. Semoga artikel ini bermanfaat adanya.

Wabillahi taufik wal Hidayah.

Wassalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

MAJELIS CAHAYA QALBU SIRRULLAH

LAMPIRAN TENTANG NLP
1. NLP : Pemrograman Bahasa Otak

Alam semesta (makrokosmos) memang sangat-sangat luar biasa. Dia hidup, memiliki prinsip dan kinerja yang maha ikhlas sehingga selalu bersih dan bebas dari residu.

Manusia adalah mikrokosmos, replika alam semesta yang juga memiliki gambaran kesempurnaan yang sama. Kajilah bermilyar-milyar sel-sel syaraf yang ada di otak yang sama jumlahnya dengan bintang-bintang di langit, maka Anda memiliki pengelihatan tentang alam semesta secara utuh.

Sebagai susunan syaraf pusat, otak adalah pengendali seluruh sistem kinerja tubuh. Di otak pula, semua elemen pengetahuan yang dalam ranah psikologi biasa disebut kognitif afektif konatif manusia itu ada. Ketika orang merasa sedih, bahagia, khusyuk, maka di bagian-bagian tertentu di otaklah yang sebenarnya bekerja. Rasa sakit di tubuh sumbernya di otak pula. Sebaliknya, sukses, sehat, bahagia, sejahtera dan kaya sumbernya juga dari otak.

Artikel ini berupaya untuk memberikan petunjuk sederhana tentang bagaimana cara menstimulasi otak dengan sebuah teknik canggih yang dikenal di dunia neuroscience sebagai Neuro-linguistic Programming. Meski sederhana, semoga kehadirannya memberi arti dan manfaat yang nyata bagi Pembaca Blog yang Budiman.

1. PROLOG

“Bila Anda mengubah keyakinan Anda,
Anda mengubah harapan Anda,
Bila Anda mengubah harapan Anda,
Anda mengubah sikap Anda,
Kalau Anda mengubah sikap Anda,
Anda mengubah tingkah laku Anda,
Bila Anda mengubah tingkah laku Anda,
Anda mengubah kerja Anda,
Bila Anda mengubah kerja Anda,
Anda mengubah hidup Anda”

Neuro-linguistic Programming disingkat NLP adalah satu metode pengembangan pribadi menuju sukses. NLP juga kerap disebut sebagai perangkat lunak atau “software” dari otak yang mengijinkan apapun pengalaman yang ingin dilakukan seseorang. NLP bermanfaat bagi setiap pribadi yang ingin sukses di berbagai bidang yaitu akan mempertajam kemampuan berkomunikasi sehingga bermanfaat bagi mereka yang berkecimpung di bidang pendidikan, kedokteran, konseling, motivator, konsultan, jajaran manajemen, negosiator, juga amat bermanfaat bagi orang tua, pembicara publik, olahragawan dan banyak bidang lainnya.

Seseorang yang telah memperoleh pelatihan NLP memiliki kemampuan untuk mengubah masa lalunya, menjadi pribadi yang optimis dan bersemangat mencapai tujuan yang ingin diraih. Metode pengajaran NLP secara mendasar adalah metode terapi dengan penerapannya yang luas. Yaitu memberikan pengajaran bagaimana orang menggunakan otaknya. Dipelajari proses otak bekerja sehingga ketika seseorang mengetahui apa yang bisa dilakukannya, maka sangat dimungkinkan untuk menggunakannya secara optimal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih luas.

Berbeda dengan pelatihan yang lain, pelatihan NLP melibatkan perasaan, feeling dan emosi. NLP membantu untuk mentransformasikan perasaan-perasaan lemah menjadi perasaan yang penuh kekuatan. Membantu mengubah ingatan usang tentang citra diri yang gagal menjadi citra baru yang positif.

Ada beberapa pola pelatihan NLP yang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung. Yaitu mengubah perasaan, belajar berpikir dengan strategi dan pendekatan yang baru, mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk dan memotivasi diri untuk maju. Pola pelatihan lainnya bermanfaat untuk bidang lainnya.

Neuro Linguistic Programming (NLP), bisa dikatakan seperangkat teknik-teknik canggih untuk menggunakan pikiran, mental, dan fisik yang memberikan kemampuan Anda untuk mengubah, mengadopsi, atau menghapuskan perilaku-perilaku sesuai keinginan Anda, dan memberikan kemampuan untuk memilih sendiri kondisi mental, emosional, dan kondisi fisik.

Teknik-teknik ini telah terbukti memberikan hasil, aplikasinya hampir tidak terbatas. Saat ini bahkan sudah diterapkan di berbagai perusahaan kelas dunia (Fortune 500), dunia pemasaran, manajemen, komunikasi, pelatihan, pendidikan, olahraga, ilmu pengobatan, dan pengembangan pribadi.

Berbagai sistem lain diluar NLP juga sangat baik dalam menemukan permasalahan tapi tidak memberikan tools yang dapat digunakan secara pribadi, tanpa rasa sakit, dan menjanjikan perubahan yang lebih cepat yang tersedia bagi anda untuk meningkatkan hidup, kesehatan, hubungan, karier dan keuangan. Penelitian membuktikan bahwa teknik-teknik NLP ini adalah lebih baik dalam menciptakan perubahan yang lebih cepat dalam kehidupan, dengan cara yang menyenangkan. ***

II. DETAIL NLP

Amerika Serikat awal tahun 1970, tepatnya di University of California. Berkumpullah satu tim untuk bekerjasama dalam usaha menjelaskan proses berpikir, pola-pola bahasa dan pengaruhnya pada pola-pola kebiasaan manusia. Tim terdiri dari John Grinder (profesor linguistik di University of California di Santa Cruz), Richard Bandler (peneliti psikologi dan matematika di Santa Cruz), Fritz Perls (pendiri terapi Gestalt), Virginia Satir (psychotherapis), Milton Erickson MD (hypnotherapis yang inovatif) serta Gregory Bateson (antropolog dan penemu teori komunikasi). Tim ini akhirnya menemukan beragam kebiasaan dan elemen psikologi yang dialami individu yang tidak disadari dan tidak mampu dijelaskan sebelumnya.

NLP lantas dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga meluas di USA dan seluruh dunia, belakangan Anthony Robbins membuat merek sendiri, yakni NAC (Neuro Associations Conditioning). Barisan pelopor NLP lantas mulai mengibarkan sayapnya merambah dataran aplikasi di luar terapi. Ilmu ini dikembangluaskan untuk mencapai berbagai keunggulan manusia; antara lain untuk meraih keunggulan di bidang komunikator, olahraga, leadership, pengajar, bisnisman, karyawan, penyanyi, meditasi, dan berbagai sukses lainnya.

Modelling dalam NLP memungkinkan untuk mempelajari dan menduplikasi keahlian seseorang. Aplikasi modelling ini sungguh tak terbatas. Bila ada seseorang pernah melakukan sesuatu hal, maka dengan modelling kita juga dapat menduplikasi agar bisa melakukannya juga. Melalui NLP kita juga bisa melakukan coding suatu perilaku unggul manusia dan memetakannya dalam suatu pola-pola inti tertentu. Pola-pola inilah yang kemudian disusun ulang dengan urutan dan kombinasi tertentu akan menjadi model of excellence yang dengan mudah untuk diduplikasikan kepada orang lain.

Dengan menganalisa pola-pola berbicara, besar suara dan pilihan kata-kata, maka akan berpengaruh pada seperti gerakan tubuh (gestur) serta gerakan mata. Peneliti Grinder dan Bandler menunjukkan hubungan antara bahasa tubuh (body language) dan pola berbicara. Tim kemudian menghubungkan dengan proses berpikir internal dan didasari temuan awal ini Grinder dan Bandler melatih para klien yang memiliki preoblem emosi yang sulit.

Misalnya, yang klien ditanya tentang problemnya akan menampakkan gerakan mata, tubuh, suara dan pola-pola nafas akibat dari pola-pola yang tidak sadar (unconscious) dan bergantung pada situasi emosional. Pola unconscious ini kemudian diubah dengan pola yang baru.

Setiap yang kita alami direpresentasikan secara internal oleh sistem syaraf kita. Tanpa kita sadari kelima indra ini secara konstan menerima dan memproses informasi tentang dunia dan tentang kita. Oleh karena body and mind adalah suatu bagian dari sistem yang tak terpisahkan, maka apapun yang terjadi pada salah satu bagian akan memiliki efek pada bagian yang lain.

Misalkan, kita tidak dapat berpikir tentang sesuatu hal tanpa diikuti oleh respon fisik tertentu, demikian juga sebaliknya. Terkadang kita tidak mendengar apa yang tidak kita ingin dengar, inilah yang kita sebut sebagai filter, disinilah terjadinya perbedaan antara mendengar dan mendengarkan. Karena filter visual, maka kita juga tidak melihat apa yang tidak kita ingin lihat, inilah perbedaan antara melihat dan memperhatikan.

Ada lima rep system dan yang yang menonjol hanya tiga, yaitu V (Visual), A (Auditorial) dan K (Kinestetik), sementara karena O dan G sangat jarang digunakan. Sehingga kita memasukkan O dan G kedalam kategori K. Inilah yang disebut sebagai konsep VAK dalam NLP, konsep ini sangat terkenal, bahkan banyak orang mengira NLP hanyalah VAK ini.

Menariknya, dalam berkomunikasi seseorang akan menggunakan sejenis kode-kode rep system pilihan mereka. Ada orang tertentu yang lebih suka menggunakan indera mata dalam memahami sekitar, mengingat informasi dan mengambil keputusan. Dengan demikian rep-system-nya akan lebih cenderung didominasi oleh hal-hal yang sifatnya Visual.

Dalam bahasa NLP, orang ini akan disebut sebagai orang dengan preferensi visual (Visually Preferred System). Jadi jika dicermati, dalam berkomunikasi kita akan temui beberapa preferensi, orang dengan preferensi V (Visual), orang dengan preferensi A (Auditorial), dan orang dengan preferensi K (Kinestetik). Dan orang dengan berpreferensi V tetaplah memiliki rep system A ataupun K dalam cara ia memahami dunia, mengingat memori dan mengambil keputusan. Hanya saja ia lebih suka (prefer) untuk menggunakan rep-system V dibandingkan dengan yang lainnya.

Dalam upaya mengenali apakah pref-system sesorang, kita dapat melihat dari pilihan kata yang dipergunakan, dan bahasa tubuh khususnya gerakan mata. Sebagai contoh, orang-orang yang pref-system-nya V, akan cenderung menggunakan kata-kata dengan predikat V seperti (kelihatannya, nampaknya, pengamatanku, dll). Demikian pula ia juga akan suka mengunakan berbagai kata yang mencerminkan penggunaan mata, seperti: indah, terang, cerah dan sebagainya. Untuk orang berpreferensi A, akan banyak menggunakan kata-kata berpredikat A (kedengarannya, perkataan mu) dan kata-kata yang mencerminkan penggunaan telinga.

Sedangkan untuk orang berpreferensi K akan banyak menggunakan predikat K (perasaanku, rasanya, dll) dan kata-kata yang mencerminkan penggunaan rasa. Jika Anda dapat mengenali kode preferred system lawan bicara Anda, maka Anda dapat berkomunikasi dengan sangat lancar dengannya. Caranya adalah dengan melakukan penyelarasan (pacing) dari kata-kata dan bahasa tubuh Anda sesuai dengan cara lawan bicara Anda.

Saat Anda menyelaraskan kode verbal seseorang dengan menggunakan kata-kata dari rep system yang mereka pilih, maka mereka tidak usah meng-uncode untuk membuatnya bisa dimengerti. Inilah dasar dari rapport, yakni menggunakan rep system yang sama yang dipakai orang lain yang berkomunikasi dengan mereka. Sehingga fokus pelatihan Neuro-linguistic Programming (NLP) adalah bagaimana seseorang itu belajar berkomunikasi, mengubah keyakinan, tumbuh berkembang dan menyembuhkan dirinya.

Dari asal katanya, kata “Neuro” mengacu pada cara bekerjanya otak dan bagaimana manusia berpikir secara konsisten dan serta pola-polanya yang tetap. Kata “Linguistic” mengacu pada pengungkapan pola-pola kerja otak melalui bahasa untuk berpikir baik verbal dan nonverbal. Sementara kata “Programming” adalam memasukkan suatu gagasan atau konsep ke otak. Ini mengacu pada bagaimana pola-pola ini dipahami dan diketahui oleh pikiran dan bagaimana melampauinya sehingga seseorang akan bisa membuat pilihan yang lebih baik bagi kebiasaan dan kesehatannya.

Orang yang memiliki kesulitan untuk menyembuhkan sakit fisik hampir selalu memiliki keyakinan negatif penyakitnya, apakah dia bisa sembuh atau tidak. Mereka beepndapat tentang tidak adanya bantuan dan tiadanya pertolongan, hilangnya harapan, bahkan akan mengatakan “Saya tidak bisa sembuh.”

Tujuan lain NLP dengan begitu adalah menggerakkan seseorang untuk mengubah keyakinan-keyakinan yang negatif dan kontraproduktif tersebut. Mereka akan dibantu untuk memprogram ulang keyakinannya tentang kesehatan dan lain-lain. Pelatihan NLP menerangjelaskan tentang bagaimana seseorang menemukan identitas dirinya, ketakinan pribadi, filsafat hidup serta tujuan-tujuan hidupnya.

Berbagai penelitian medis menunjukkan bagaimana pengaruh keyakinan itu perubahan tubuh seperti kulit, kelembaban bibir, mata atau respon fisiologis lain. Dan keyakinan itu dimulai pada proses pemberian informasi dan selanjutnya diterima sebagai sugesti.

Menurut Janet Konefal, Ph.D., dari Miami, Florida, identitas adalah komponen utama dari cara seseorang bernegosiasi dengan kondisi kesehatannya, khususnya seseorang yang sedang menderita sakit kronis. “Terlalu sering orang cenderung menjustifikasi dan sok tahu tentang penyakitnya. Jarang orang mengatakan saya John yang sedang dalam kondisi diabetes. Dia cenderung mengatakan saya sakit diabetes. Contoh lain, seorang tidak biasa mengatakan dia sedang terkena virus HIV, namun biasanya mengatakan saya sakit AIDS. Padahal, dengan mengatakan saya sakit diabetes, saya sakit AIDS ini, penyakit dalam tubuhnya langsung bergerak dan segera menekan tubuhnya,” kata Dr. Konefal

Satu dari prioritas pertama pelatihan NLP adalah memisahkan identifikasi yang negatif dan salah dan selanjutnya membangun kembali identitas diri yang lebih baik. Perubahan ini akan memberikan keuntungan dalam beragam aspek individual bahkan sosial seperti keluarga, rekan-rekan kerja yang seimbang, bahkan juga sistem internal individu tersebut: pemikiran, strategi, kelakuan, kapabilitas, nilai-nilai dan keyakinannya.

Setelah pelatihan NLP, biasanya dilakukan pengecekan antara sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Melalui pertanyaan dan jawaban yang jujur dalam satu forum khusus terbatas. Langkah selanjutnya instruktur akan menanyakan pada klien untuk melihat dirinya sendiri dan kondisi kesehatannya. Dengan kehati-hatian, hasilnya bisa dilihat dari proses kesembuhannya yang membaik. Respon otak yang alamiah adalam meniru apapun gambaran serta keyakinan yang baik. Otak kemudian memicu dan menggerakkan sistem kekebalan tubuh untuk membimbing tubuh agar sehat dan lebih baik.

Di dalam pelatihan NLP, digunakan berbagai gerak untuk memperkuat efek visualisasi dalam otak. Para ahli otak menamakannya dengan sebuah jangkar (anchor) yang bermanfaat untuk memegang kondisi positif melalui sistem syaraf klien. Jangkar itu juga bisa diciptakan melalui metode pendengaran dan visual, ini bergantung pada kebutuhan klien.

Dengan mengidentifikasi dan menggerakkan kembali batas-batas keyakinan seseorang tentang kondisinya, maka NLP memberikan keuntungan yang besar bagi kesehatan fisik maupun mental. Sistem kekebalan tubuh pun akan bekerja lebih baik.

David Paul, M.D., direktur Rumah Sakit Valley Medical Center di Colorado, menggunakan NLP secara rutin di rumah sakitnya. Seperti bagi para korban cedera bahu. Standard pelatihan medis NLP di sini meliputi induksi keyakinan dan relaksasi otot, yang diikuti oleh manipulasi menyandarkan bahu ke belakang.

Dr. Paul dan grupnya mengembangkan satu teknik yang menggunakan pola-pola bahasa yang berbasis NLP untuk membantu pasien agar berhasil relaksasi dan tidak memberi ruang bagi ketidaknyamanan dengan cara memanipulasi psikis pasien.

“Kita gunakan kata-kata seperti biarkan tanganmu serileks mungkin,” jelas Dr. Paul, dan “biarkan bahumu rileks; perhatikan di tanganmu saat ini sudah nyaman dan bebas dari ketidaknyamanan.” Semua sugesti yang diberikan bersifat positif, tidak ada yang negatif dan juga sangat spesifik. Sembilan puluh lima persen bahu pasien bisa sembuh dan kembali ke sedia kala dalam satu menit atau kurang tanpa menggunakan morphine, valium, atau obat-obatan lain,” tukas Dr. Paul. Menurut penelitian medis yang dikembangkan di dalam NLP, informasi di otak adalah sandi dari lima indera; pengelihatan, pendengaran, sentuhan, rasa dan bau. Masing-masing indera juga dinamakan modalitas dan manusia juga memiliki subperangkat kualitas yang dinamakan submodalitas, yang berfungsi sama dengan remote control di perangkat televisi.

Informasi itu dimunculkan kembali oleh otak melalui ingatan, submodalitasnya menentukan ketajaman memori yaitu kontras, warna dan volumenya. Contohnya, ketika mengingat seseorang di masa lampau, submodalitas akan menentukan di pikiran jauh dekatnya orang tersebut, apakah dia terlihat jelas warnanya, atau sebaliknya berwarna hitam dan putih dan seterusnya. Di dalam pelatihan NLP, oleh karena itu dilatih bagaimana submodalitas ini dikembangkan melalui berbagai latihan. Jalan lain mengubah batas-batas keyakinan adalah menggunakan teknik yang dinamakan menerbitkan kembali cetakan ingatan. Ingatan (memori) dicetak sejak usia kita masih muda. Ingatan positif bersifat memberdayakan/menguatkan sementara yang negatif berdampak pada trauma atau kebingungan yang kemudian dilupakan. Namun ini bergantung pada batas-batas keyakinan.

Menurut trainer NLP Tim Hallbom, “Satu cetakan ingatan negatif yang dibangun dari keyakinan negatif bisa menciptakan problem serius ketika otak menduplikasi pesan ini dan mengirimkannya lagi ke tubuh. Sistem kekebalan tubuh akan segera longgar dan memerintahklan kondisi kesehatan tubuh untuk memburuk. Banyak respon kekebalan tubuh melemah akibat diciptakannya batas-batas keyakinan melalui trauma dan kebingungan”

Instruktur NLP akan membantu mengidentifikasi batas-batas keyakinan yang dibentuk selama pembentukan cetakan keyakinan dan berusaha mencetak kembali atau menempatkan kembali memori di otak secara lebih proporsional dan positif. ***

III. PERANGKAT KERAS
Otak manusia diakui sebagai struktur biologi yang paling canggih yang dikenal di manapun di bumi. Terletak di dalam tengkorak, otak merupakan organ terlindung paling baik di seluruh tubuh Anda dan menikmati prioritas tertinggi dalam hal pembagian darah, oksigen, dan zat-zat hara. Otak ini melayang dalam medium zat cair yang bersirkulasi dan betul-betul mengapung di dalam sebuah cangkang tahan guncang.

Paul Thomas dalam Advanced Psycho Cybernetics and Psychofeedback menjelaskan bahwa otak manusia sangat padat. Beratnya hanya sekitar 1400 gram untuk pria dewasa dan 1275 untuk wanita. Otak hanya membutuhkan 1/10 volt listrik untuk dapat bekerja efisien, namun otak terdiri dari puluhan miliar sel saraf.

Otak membuat komputer paling canggih pun jauh ketinggalan dalam hal kemampuannya yang betul-betul menakjubkan. Jaringan interkoneksi (yang disebut sinaps-sinaps) antara milyaran sel-sel saraf (neuron) di otak secara potensial sanggup memproses kepingan informasi dengan cara-cara yang jumlahnya setara dengan 2 sampai 10 pangkat 13. Ini merupakan angka yang jauh lebih besar daripada jumlah seluruh atom di alam semesta.

Namun otak manusia demikian rapi susunannya sehingga bahkan untuk mendekati kemampuan semacam itu, sebuah komputer modern sekurang-kurangnya harus 10.000 kali lebih besar daripada rata-rata otak.

Fungsi utama otak adalah mengendalikan semua kerja tubuh dan merancang tubuh itu sendiri. Bagian bawah struktur, dikenal sebagai batang otak, bersatu dengan sumsum tulang belakang untuk membentuk sistem saraf pusat, yang berhubungan dengan semua bagian tubuh. Maka setiap kegiatan otak akan mempengaruhi setiap sel dalam tubuh baik langsung maupun tidak langsung, melalui jaringan syaraf luas yang ada di seluruh jaringan tubuh

Dari sudut pandang NLP, yang perlu diketengahkan adalah pembangian otak menjadi dua yaitu bagian sadar dan bagian tidak sadar. Bagian otak sadar adalah kemampuan rasional, obyektif, membeda-bedakan. Perannya ialah menampung informasi dari pengamalan sehari-hari. Menentukan apakah informasi itu bermakna atau tidak, dan mengambil keputusan. Bagian yang sadar selalu membuat keputusan menerima atau menolak informasi yang datang. Masing-masing informasi yang diterima bagian sadar selanjutnya diterima bagian tidak sadar pula sebagai sesuatu yang diyakini benar, sebagai fakta dan kenyataan.

Maka bila Anda menerima gagasan bahwa Anda gagal, maka bagian tidak sadar akan menyetujui keyakinan tersebut dan bertindak mewujudkannya.

Bagian tidak sadar ini mirip database di komputer. Yang berfungsi menyimpan dan mengambil lagi data yang berkaitan dengan setiap pengalaman, gagasan, gambaran atau ide yang pernah Anda hadapi. Bagian tidak sadar selalu bekerja untuk membuat setiap perkataan dan tindakan Anda sesuai dengan sebuah pola yang konsisten dengan pemrograman sadar Anda sebelumnya.

Bagian tidak sadar menjamin agar Anda tetap setia kepada citra yang Anda miliki tentang diri Anda (cara berjalan, berbicara, berpikir, bertindak) dengan cara yang konsisten dengan informasi yang telah diterima oleh bagian sadar sebagai hal yang mewakili Anda sesungguhnya.

Kunci sukses terletak pada pengendalian apa yang Anda pikirkan, sebab Anda selalu akan memperoleh apa yang terus menerus Anda katakan kepada pikiran Anda bahwa Anda menginginkannya. Bila Anda membuat pikiran sadar Anda terpancang pada apa yang Anda inginkan dan bukan pada apa yang Anda hindari, maka ini akan berkembang dalam pengalaman.

Sukses oleh karena itu hanya terjadi kalau Anda secara sistematis mengendalikan pikiran-pikiran yang Anda bolehkan mengisi pikiran sadar Anda dari detik ke detik. Sukses akan berhasil diraih bila Anda memusatkan perhatian pada pikiran-pikiran positif serta menggunakan kata-kata dan tindakan untuk mengungkapkannya.

Proses pikiran sadar mencakup empat langkah
(1) pencerapan indera
(2) asosiasi
(3) evaluasi dan
(4) keputusan.
Semua proses ini berlangsung dalam sepersekian detik. Yang perlu dicatat dalam proses ini, tingkah laku Anda bukanlah sekedar fungsi dari apa yang sedang berlangsung.

Tingkah laku bergantung pada
(1) Rancangan yang dibiarkan memasuki kesadaran Anda, dan
(2) database di ingatan.
Bila sebuah pengalaman serupa di masa lalu menimbulkan keputusan tertentu, maka Anda akan menanggapi dengan cara yang sama saat pengalaman itu muncul lagi saat ini.

Kumpulan data masa lalu itu disebut sistem keyakinan yang berfungsi sebagai kerangka berpikir Anda sewaktu mengalami hal-hal baru dalam hidup dan merupakan keseluruhan program yang harus dijalani otak. Sistem keyakinan ini pada umumnya tidak lengkap dan tidak dapat diandalkan. Maka, diperlukan kegigihan untuk mencari peluang untuk membetulkan keyakinan-keyakinan dengan memutakhirkan kenyataan model mental mereka. Sebab yang kita lihat hanyalah interpretasi otak kita terhadap apa yang sesungguhnya terjadi. Memang, kita tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi!

Di dalam NLP, diupayakan secara sadar untuk membangun kreativitas dengan membayangkan suatu peristiwa dalam pikiran Anda secara mendetail dan peristiwa tersebut secara otomatis menjadi profil ingatan Anda. Otak tidak dapat membedakan antara pengalaman nyata dengan pengalaman buatan yang dilamunkan secara hidup dan mendetail. Bahkan, pengalaman nyata dan pengalaman buatan memiliki jejak neurologi yang sama.

Dasar teori NLP sebagai berikut. Bahwa tubuh dan pikiran memiliki korelasi/koneksi. Apa yang dipikirkan seseorang akan terlihat di dalam bahasa tubuhnya dan sebaliknya bahasa tubuh seseorang akan mempengaruhi pikirannya. Seseorang yang tangannya Menggaruk-garuk seputar mata artinya adalah begini, dan seseorang yang bersandar sambil tangannya membentuk semacam piramida artinya demikian. Apakah tanda-tanda seperti ini berlaku universal? Bagaimana jika lawan bicara memiliki kebiasaan bahasa tubuh tertentu?

Menjawab pertanyaan diatas NLP mengembangkan disiplin yang disebut callibration (kalibrasi). Idenya adalah mengukur secara langsung bahasa tubuh seseorang, dengan terutama memperhatikan micro behavior. Yang dimaksud dengan micro behavior adalah bahasa tubuh yang cenderung subtle (nyaris tidak observable). Sejumlah di antaranya adalah yang disebut sebagai involuntary muscle movement (gerakan otot tak sadar).

Dalam bermain kartu, misalnya, kita tidak boleh begitu saja percaya pada kata-kata lawan main mengenai kondisi kartunya. Kemampuan verbal adalah kemampuan yang biasanya paling berkembang selaras dengan usia seseorang. Bahasa hanyalah salah satu doorway bagi seorang manusia dalam mengemukakan apa yang ada di benak pikiran atau perasaannya. Ada pintu-pintu lain yang akan me-release keluar apa-apa yang kita pikir atau rasakan, yakni bahasa non verbal dan khususnya involuntary muscle movement tadi.

Jadi sesungguhnya dalam setiap saat, seluruh tubuh kita mengirimkan sinyal-sinyal informasi. Kalibrasi adalah pengukuran mengenai fisiologis seseorang sehingga kita bisa tahu mengenai “state” nya.

Cara mengkalibrasi seseorang adalah dengan cara senantiasa mengamati tanda-tanda tertentu yang selalu muncul saat lawan main sedang senang, sedang netral dan sedang susah. Misalnya, pengukuran awal yang dilakukan sebelum main kartu, supaya lawan main tidak memanipulasi fisiologisnya. Ajak mengobrol lawan Anda sebelum main, tanyakan situasi-situasi yang akan membangkitkan perasaan senang dari lawan main. Misalkan : “Minggu lalu katanya kamu menang main lawan si Jane, bagimana ceritanya?”.

Ditanya demikian, maka ia akan mengakses memorinya, dengan demikian emosi memori itu akan terakses pula. Teraksesnya emosi itu akan membawanya pada kondisi fisiologis tertentu yang harus Anda amati dan dicatat baik-baik dalam kepala Anda. Ingat, Anda juga harus menanyakan suatu situasi yang menyedihkan, seperti saat ia kalah main, atau saat ia sedang sial dan sebagainya. Tentunya Anda kemudian juga memiliki pembanding fisiologisnya saat sedang netral saja.

Dari ketiga kondisi itu diulang beberapa kali secara halus, maka kita bisa mengukur (mengkalibrasi) fisiologis seseorang ketika senang, dan tidak senang dan netral. Sekali lagi, jangan tertipu dengan bahasa verbalnya, karena bahasa verbal adalah proses terakhir dalam komunikasi seseorang, yang pertama adalah non verbalnya (dalam hitungan detik) dan seseorang belum bisa berbohong saat berbahasa non verbal. Inilah dasar kalibrasi.

Apa yang dikalibrasi? Yang dikalibrasi adalah “Nafas” terutama dimana lokasi nafas, kecepatan dan jeda. Termasuk juga perubahan suara: kecepatan, penggunaan VAK (representational system), volume, gerakan akses mata ke otak (Eye Accessing Cues). Penebalan atu penipisan bibir bawah. Perubahan postur, perubahan tegangan otot (leher, dekat mata, dll), perubahan besarnya pupil mata, perubahan ekspresi muka, perubahan warna kulit. Dan lain-lan.

Maksud dari mengkalibrasi gerakan akses mata ke otak (eye accessing cues) adalah, jika seseorang sedang mengingat suatu peristiwa, fakta, berfikir kritis, maka manusia pada umumnya akan melirik ke kiri atas atau kiri samping. Sedangkan, pada saat ia mengimajina-sikan sesuatu (sedang meng-create suatu gambaran/suara) biasanya akan melirik ke kanan. Jika sedang melakukan self talk, maka ia akan melirik ke kiri bawah. Jadi amati bagaimana orang lain saat senang secara spesifik akan bernafas dengan cara tertentu, posturnya bagaimana, ketebalan bibir bawah, tegangan otot tertentu, perubahan warna kulitnya, gerakan mata dan seterusnya.

Catat dalam hati, lakukan juga saat lawan bicara sedang tidak senang, dan tentunya saat ia sedang netral. Demikianlah, kejelian dan frekuensi dalam anda berlatih akan membuat anda menjadi mind-reader (pembaca pikiran). Bukan sekedar membaca bahasa tubuh yang sifatnya universal, bahkan anda bisa melakukannya secara spesifik pada setiap orang. Karena setiap orang memiliki micro behavior yang berbeda, jadi harus dikalibrasi tersendiri.

NLP tentunya memiliki manfaat besar, misalnya dalam membina hubungan dengan seseorang, keluarga, bisnis, sales. Bahkan kepolisian USA menggunakan eye accesing cues untuk mengetahui kebohongan seseorang pada saat di interogasi. Inilah yang disebut dengan ketrampilan dalam reading people mind like a reading book.

IV. FREKUENSI OTAK
Pemrograman bawah sadar otak lebih sukses bila Anda berada dalam suasana dan kondisi yang tepat. Yaitu saat otak berada dalam gelombang yang tepat.

Memahami frekuensi atau gelombang Otak dalam dunia medis diperiksa, dimonitor dengan mempergunakan peralatan, yang disebut EEG atau electroencephalogram dan juga Brain Mapping. Perbedaannya adalah bahwa Brain Mapping hanya memeriksa secara fisik gangguan, kerusakan atau kecacatan otak (pusat syaraf) tersebut, misalkan tumor (kanker) otak, pecahnya pembulu darah otak (struck), benturan pada kepala dan seterusnya.

Sedangkan EEG (electroencephalogram) , yang diperiksa, dimonitor dan direkam adalah gearan, frekwensi, sinyal atau GELOMBANG otaknya, yang kemudian di-“klasifikasi” kan kedalam beberapa kondisi kesadaran, bawah sadar, keadaan tidur atau mimpi dan seterusnya

Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan hz (khz atau Mhz). Berdasarkan riset, getaran/frekwensi otak berbeda untuk setiap fase (sadar, tidur ringan, tidur lelap/nyenyak, panik, konsentrasi tinggi dan seterusnya), sehingga pakar dalam bidang kejiwaan/psikiater (neurophysiologic) dan ahli syaraf membuat suatu sebagai berikut :

Getaran/Frekwensi :
1. •Gamma 16 Hz ~ 100 Hz
2. • Beta > 12 Hz
3. • SMR (SensoriMotor Rhythm) 12 Hz ~ 16 Hz
4. • Alpha ( Berger ‘s wave) 8 Hz ~ 12 Hz
5. • Theta 4 Hz ~ 8 Hz
6. • Delta 0.5 Hz ~ 4 Hz

Keseluruhan frekwensi tersebut bergabung secara acak (berinterferensi), namun dengan EEG, frekwensi gelombang ini dapat dianalisa dan diuraikan satu persatu dengan catatan bahwa pada saat diukur, frekwensi mana yang paling dominan, serta memiliki amplitudo tertinggi, itulah yang dianggap dan berada pada fase tersebut, apakah fase Beta, Alpha, Theta atau Delta dan seterusnya. Amplitudonya diukur dan berkisar antara 1 ~ 50 uVolt (microVolt), sedangkan arus listriknya tidak diperhitungkan.

GAMMA wave ( 16 hz ~ 100 hz )
Adalah frekuensi otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami “aktifitas mental yang sangat tinggi”, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, “nerveus”, kondisi ini dalam kesadaran penuh.

Gamma wave – EEG scan
Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey. D. Thompson. D.C.B.F.A (Center for acoustic research) di atas gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma (tepat 100 Hz) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz).

BETA wave ( diatas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz )
Adalah getaran otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sadar penuh dan normal aktif, konsentrasi penuh dan dapat dibagi pula menjadi 3 kelompok, yaitu highbeta ( 19 Hz + ) yang overlap/transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta ( 15 hz ~ 18 hz ), juga overlap/transisi dengan getaran gamma, selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15 hz).

Beta wave – EEG scan
SMR wave atau SensoriMotor Rhytm ( 12 hz ~ 16 hz )
SMR sebenarnya masih masuk kelompok getaran lowbeta, namun mendapatkan perhatian khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam akhir2 ini oleh para ahli, karena penderita epilepsy , ADHD ( Attention Deficit and Hyperactivity Disorder juga disebut ADD-Attention Deficit Disorder) dan autism tidak memiliki dan tidak mampu ber-“konsentrasi penuh” atau “fokus” pada suatu hal yang dianggap penting, dengan perkataan lain otak (pusat syaraf) sedikit bahkan tidak sama sekali menghasilkan getaran SMR . Sehingga setiap pengobatan, baik jiwa maupun fisiknya, ditujukan agar merespon getaran SMR tersebut, biasanya diaktifkan dengan biofeedback/neurofeedback .

SMR / SensoriMotor Rhytm – EEG scan

ALPHA wave ( 8 hz ~ 12 hz )
Adalah gelombang pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami “releksasi” atau mulai istirahat dengan tanda2 mata mulai menutup atau mulai mengantuk, atau suatu fase dari keadaan sadar menjadi tak sadar (atau bawah sadar), namun tetap sadar (walaupun kelopak mata tertutup). Pada tahap awal MEDITASI (meditasi ringan) juga memasuki fase gelombang alpha. Inilah saat yang tepat untuk melakukan pemrograman otak (baca bab selanjutnya tentang Bentuk-Bentuk Pemrograman).

Alpha wave – EEG scan
Frekwensi alpha 8 ~ 12 hz, merupakan frekwensi pengendali, penghubung dan melakukan aktifitas yang berpusat di sel-sel thalamic otak. Frekwensi alpha, 8 hz merupakan fase dan pintu masuk (gate-away) dari keadaan sadar menjadi tak sadar (bawah sadar) dan pintu masuk ke fase gelombang Theta (4 hz ~ 8 hz ). Biasanya kondisi di tingkatan ini tidak berlangsung lama dibanding dengan tingkatan lainnya ( gamma, beta, theta dan delta wave), namun merupakan bagian penting terutama bagi penderita ADHD , pada saat melakukan latihan-latihan dan pengobatan neurotherapy atau neurofeedback.

THETA wave ( 4 hz ~ 8 hz )
Adalah getaran otak yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami keadaan tidak sadar atau tidur sangat mengantuk. Nafas melambat, dalam dan panjang, dibandingkan biasanya. Jika dalam keadaan sadar (tidak tidur), kondisi ini masuk ke fase atau dibawah pengaruh hipnosis, MEDITASI DALAM, atau sedang menjalani ritual2 agama, atau mengalirnya tenaga psikologi (Prana/Yoga, Reiki, Chi, Chi Kung).

Dalam kondisi yang sadar (tidak tidur dan tidak dibawah pengaruh hipnotis, kesurupan atau epilepsi), seorang anak yang normal ( < 12 th) masih dapat memiliki getaran frekwensi theta, akan hilang sedikit demi sedikit setelah menjelang dewasa (kecuali pada saat menjelang tidur)

Theta wave – EEG scan

Seorang anak (terutama bayi dan balita), rata-rata tidur lebih dari 12 jam setiap harinya, sehingga pada pusat syarafnya (otak) lebih banyak masuk dalam fase gelombang theta dan gelombang delta daripada gelombang beta dan alpha, sehingga dalam kehidupan nyata sehari-harinya, lebih banyak cara berpikir yang dianggap tidak masuk akal (berkhayal seperti bermimpi walaupun dalam kondisi sadar) dan sedikit demi sedikit akan berubah setelah menjelang remaja/dewasa. Anak INDIGO ( anak super cerdas dan memiliki indra ke-enam / ESP /Extra sensory perception), juga termasuk yang mudah memasuki fase gelombang theta yang cukup lama dan dapat permanen.

Oleh sebagian peneliti, di dalam otak ada bagian yang disebut GOD SPOT. Bagian inilah yang bereaksi ketika kita beromunikasi dengan Tuhan. Komunikasi ini, konon terjadi apabila sebagai manusia biasa dapat memasuki fase gelombang theta (batas alpha – theta), misalnya pada saat kita berdoa, meditasi, melakukan ritual agama sadar atau tidak sadar. Apabila getaran otaknya diukur dengan EEG, maka dapat dipastikan bahwa pada saat itu sedang masuk difase gelombang theta (batas alpha-theta).

Sedangkan dalam kondisi tidur normal, seseorang akan memasuki fase gelombang theta, walaupun hanya sebentar terutama secara periodik akan berpindah/bergeser ke-gelombang delta dan kembali ke theta berkali-kali diikuti getaran pelopak mata yang dikenal dengan REM ( rapid eyes movement ) dan Non REM atau NREM ( non rapid eyes movement ) selama tidur normal 7 ~ 8 jam perhari (lihat grafik dibawah), pada stage 1 dan 2 .

Schumann Resonance ( 7.83 Hz)
Schumann Resonance adalah getaran otak pada frekwensi 7.83 Hz dan masuk dalam kelompok gelombang theta. Kondisi mental seseorang dalam gelombang otak ini adalah ESP-extra sensory perception, hipnotis, telepati serta aktifitas mental lainnya. Sedangkan Schumann resonance serta frekwensi diatasnya masuk kelompok frekwensi ELF (extremely low frequency pada bandwith 3 ~ 30 hz dan frekwensi infrasonic.

DELTA wave ( 0.5 hz ~ 4 hz )
Adalah getaran otak yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah, biasanya < 3 hz, yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami “ keadaan tidur sangat lelap” atau anak dibawah usia 13 th ketika dalam keadaan sadar penuh. Dalam keadaan normal, seorang dewasa yang sedang tidur pada malam hari, pada stage 3 dan 4 , NREM bukan pada stage 1 dan 2.

Delta wave – EEG scan
Orang yang menderita atau gangguan otak (fisik, benturan otak, pendarahan otak dan koma), maka fase getaran yang terjadi akan didominasi oleh gelombang delta.
Penemuan baru dibidang frekwensi dan gelombang otak manusia oleh Dr. Jeffrey D. Thompson, D.C., B.F.A . ,dari Neuroacoustic research, bahwa masih ada gelombang dan frekwensi lain dibawah delta, atau dibawah 0.5 hz, yaitu frekwensi EPSILON, yang juga sangat mempengaruhi aktifitas mental seseorang seperti pada gelombang theta diatas.

IV. BENTUK-BENTUK PEMROGRAMAN

Memprogram ulang pikiran adalah upaya mengubah apa yang telah dimasukkan ke dalam ingatan yang dilakukan dengan menggunakan pembiasaan otogenik. (Otogenik: dibangkitkan sendiri). Pembiasaan otogenik adalah terus menerus mengulangi sebuah pernyataan positif (afirmasi/induksi) saat berada dalam keadaan relaksasi progresif saat otak berada dalam gelombang alpha. Teknik ini memadukan dengan visualisasi yang berhubungan, yaitu representasi apa yang ingin Anda inginkan.

Setidaknya ada tiga unsur pokok yang perlu dipenuhi dalam NLP yaitu mengatakan (afirmasi), mengkhayalkan (visualisasi) dan merasakan => karsa, cipta, rasa. Untuk memperkuat afirmnasi, digunakan jangkar khusus, misalnya dengan kepalan dan mengulangi kata “SAYA BISA!!!” terus menerus dengan cara yang tegas dan mantap.

Perhatikan contoh afirmasi berikut: “SAAT INI SAYA SUKSES,”
Perhatikan tiga hal mengenai pernyataan ini:

(1). Menggunakan kata ganti pertama “Saya”

(2). Mengenai masa sekarang, sebab alam bawah sadar hanya dapat berhubungan dengan dengan saat sekarang dan

(3) pernyataan bersifat positif dan tidak negatif. Alam bawah sadar tidak bisa mengingat sebuah pesan negasi misalnya, “Saya tidak gagal.” Yang bisa diingat adalah kata “Saya sukses” atau “Saya gagal.”

Ada ratusan variasi pemrograman ulang pikiran dalam NLP. Berikut beberapa contoh yang berada dalam ruangan dan dalam posisi meditasi duduk.

I. PEMBENTUKAN KEYAKINAN
Posisi: Meditasi di ruangan yang tenang.
Visualisasi: Bayangkan Anda yang puas dengan diri Anda dan sekeliling Anda. Ini akan menjadi pengalaman tertinggi meraih kebahagiaan mental. Kenang peristiwa masa lalu saat Anda merasakan kebahagiaan puncak.

Kini bayangkan bagaimana Anda berdiri, bernafas dan tampil dalam kebahagiaan ini.

Sugesti: Kepalkan tangan dengan kuat dan tegas “SAYA BISA!!!” dengan suara meyakinkan. Dan sesaat renungkan seluruh tubuh Anda sewaktu berdiri dan alamiah seperti itu. Anda telah menanamkan keadaan mental yang positif dalam alam bawah sadar Anda dan Anda bisa mengingatnya kembali dalam keadaan genting seperti cemas, bingung dan sebagainya dengan mengepalkan tangan dan boleh dengan suara berbisik.

2. PEMBENTUKAN CITRA DIRI
Posisi: Meditasi di ruangan yang tenang. Kedua tangan 20 senti di depan wajah, telapak tangan menghadap Anda.
Visualisasi: Bayangkan tangan kiri Anda membingkai Anda yang lama peluh luka, borok, cacat fisik dan mental. Bayangkan pula Anda yang baru yang positif, bagus, indah, sukses, menyenangkan di tangan kanan Anda. Awalnya, pusatkan perhatian di tangan kiri dan berpindah ke tangan kanan dan posisikan tangan kanan di depan wajah menutupi tangan kiri.

Sugesti: teriakkan AKU JADI BARU!!! Beberapa kali sampai gambar aku yang lama hilang berganti aku yang baru.

3. MEMBACA PIKIRAN ORANG LAIN
Ini adalah variasi mengembangkan teknik NLP yang bermanfaat untuk berbagai keperluan yang positif.

Posisi: duduk berhadapan dengan orang lain. Minta orang lain di depan Anda menuliskan angka sesuai keinginannya di kertas.

Visualisasi: Bayangkan Anda adalah seorang yang memiliki kemampuan Extra Sensory Perception (ESP) yang mampu menebak apa yang dipikirkan orang lain. Selanjutnya visualisasikan Anda sedang bertanya angka berapa yang ingin ditulis orang tersebut, dan buka mata.. Lalu tebaklah angka berapa yang dia tulis.

Sugesti: teriakkan AKU SAKTI!!! Setiap kali Anda akan menebak angka. Sambil mengamati gerakan akses mata ke otak (eye accessing cues) orang tersebut.

4. MENGIRIMKAN PESAN PADA ORANG LAIN DI TEMPAT LAIN (TELEPATI)
Ini adalah variasi lain teknik NLP

Posisi: Meditasi atau duduk membelakangi orang lain. Jarak 2 meter.

Visualisasi: bayangkan Anda mengirimkan pesan pada orang lain di lain tempat. Selanjutnya masukkan pesan itu dalam sebuah bola kristal cinta kasih dan letakkan di otak orang lain yang hendak Anda kirim pesan. Lalu lupakanlah pesan Anda!. Selanjutnya, minta orang lain mengatakan pesan apa yang ingin Anda sampaikan tadi. Cek kebenarannya.

Sugesti: teriakkan SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA!!! Setiap kali Anda mengirimkan pesan.
Pemrograman ulang pikiran dalam NLP yang berada di luar ruangan dan dalam posisi berdiri.

5. MENCAPAI SASARAN HIDUP
Posisi: Ambil sebuah anak panah dan dalam posisi memanah.

Visualisasi: Bayangkan tangan kanan Anda yang sedang memegang anak panah itu diri Anda yang sekarang ingin meraih tujuan hidup. Lalu bidik sasaran dan lepaskan anak panah tersebut.

Sugesti: teriakkan AKU BISA!!! Setiap kali anak panah mencapai sasaran.
Ikuti dengan meditasi dan mengingat kembali kegiatan ini.

***
REFERENSI
Adolphs R, Tranel D, Damasio H, Damasio A (1994) Impaired recognition of emotion in facial expressions following bilateral damage to the human amygdala. Nature 372: 669-672.
Baddeley A (1992) Working memory. Science 255: 556-559.
Braun J, Julesz B (1997) Dividing attention at little cost. Percep & Psychophys, in press.
Britten KH, Shadlen MN, Newsome WT, Movshon JA (1992) The analysis of visual motion: a comparison of neuronal and psychophysical performance. J Neurosci 12:4745-4765.
Chalmers D (1995) The Conscious Mind: In Search of a Fundamental Theory. Oxford:Oxford University Press.
Crick F, Koch C (1990) Towards a neurobiological theory of consciousness. Sem Neurosci 2:263-275.
Crick F, Koch C (1995a) Are we aware of neural activity in primary visual cortex? Cumming BG, Parker AJ (1997) Responses of primary visual cortical neurons to binocular disparity without depth perception. Nature 389:280-283.
Doyl Staples, Walter (1991), Think Like Winner. Pelican Publishing.
Edelman G M (1989) The remembered present: a biological theory of consciousness. New York: Basic Books.
J. Weed, Joseph (1995) Wisdom of The Mystic Master, Dp publisher
Greenfield SA (1995) Journey to the centers of the mind. New York: WH Freeman.
Libet B (1993) Neurophysiology of consciousness: selected papers and new essays by Benjamin Libet. Boston: Birkhäuser.
Milner D, Goodale M (1995) The Visual Brain in Action. Oxford: Oxford University Press.
O’Regan JK (1992) Solving the “real” mysteries of visual perception: the world as an outside memory. Canadian J Psychol 46:461-488.

by. wong alus (http://wongalus.wordpress.com/tag/nlp/)

2. NLP : PARANORMAL MENJADI SEMAR


Seorang paranormal pernah membuka rahasia kepada saya bagaimana pikirannya saat dia menyembuhkan seorang pasien. Yaitu membayangkan dirinya menjadi seorang SEMAR dan kemudian yakin bahwa dia bisa menyembuhkan pasien tersebut. Begitu sederhananya ternyata menjadi seorang dukun yang akhirnya mengantarkannya menjadi juru sembuh yang banyak membantu pasien menyembuhkan sakit yang dideritanya. Bagaimana gejala ini diterangkan secara ilmiah?

Saya termasuk orang yang suka mencoba hal baru dan cepat bosan dengan hal-hal lama. Ditambah dengan kegemaran membaca dan mencari-cari informasi melalui berbagai media baik internet, buku-buku atau sekedar informasi dari diskusi dengan rekan yang terlebih dulu mencoba, akhirnya membawa saya untuk berkenalan dengan sebuah teknologi mutakhir pemrograman otak.

Bermula saat tempat kerja kami menyelengarakan pelatihan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan titik tekan pada peningkatan motivasi kerja. Tercatat dua kali kantor kami menyelenggarakan pelatihan dengan nara sumber praktisi hipnosis nasional, yaitu Yan Nurindra. Tidak hanya hipnosis, Yan Nurindra juga mengajarkan teknik-teknik REIKI, NLP, MEDITASI, PRANA SHAKTI, MAN POWER dan lain-lain secara tuntas, jelas dan mudah dipraktikkan. Sebelumnya, juga pernah diadakan banyak jenis pelatihan berbasis Otak Kanan (RIGHT BRAIN) dengan trainer Yayan Cahyana.

Dari sekian teman yang belajar tentang teknik-teknis isoteris tersebut, ada seorang teman yang terlebih dulu belajar hipnosis dan mengalami kemajuan pesat karena motivasi yang besar untuk belajar. Bahkan hingga kini dia dianggap sesepuh dan hampir setiap hari ada saja orang datang untuk ngangsu kawruh dan minta air putih yang telah dberinya MANTRA. Rekan saya yang hebat ini kebetulan berprofesi seorang Camat sehingga banyak warganya yang minta pertolongan tanpa bayaran alias gratis.

Bagi saya pribadi belajar ilmu-ilmu penyembuhan dan teknologi otak seperti itu saya rasakan juga ada faedahnya. Salah satu manfaatnya adalah saya semakin tahu, bagaimana cara kerja otak manusia, bahasa pemrograman otak, instruksi-instruksi spesifik yang harus dilaksanakan oleh bawah sadar, sehingga kita tidak ngawur dalam berpikir dan menanamkan sugesti dalam diri sendiri. Dalam khasanah dunia hipnosis hal-hal tersebut dipelajari dalam NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP), atau bila diindonesiakan menjadi PEMROGRAMAN BAHASA OTAK.

Penggunaan nama NLP ini diawali oleh Richard Bandler dan John Grinder di pertengahan dekade 1970-an di Amerika, dan dikembangkan lebih lanjut oleh figur seperti Robert Dilts, Steve Andreas, Joseph O Connor, dan lain-lain. Saat ini di negeri kita, NLP juga telah menyebar dan menjadi salah satu cara yang sering dipergunakan dalam hubungan untuk memotivasi kinerja dan pengembangan kepribadian. Kendati sudah banyak orang coba untuk memahami NLP dan mengikuti berbagai program pelatihan, tidak sedikit yang malah kebingungan. Hal ini disebabkan karena yang dipelajari adalah beberapa aplikasi NLP yang tidak mengenalkan mereka pada dasar-dasar konsep NLP, yang membangun aplikasi tersebut. Tidak sedikit yang berpikir NLP itu hanyalah sebuah alat terapi. Atau ada juga yang berpikir NLP sebuah alat pelatihan saja.

Dalam buku NLP WORKBOOK, Joseph O Connor menggambarkan pemahaman NLP paling sederhana dengan sebuah cerita mengenai seorang anak yang bertanya kepada ibunya mengenai NLP. Anak ini bertanya kepada Ibunya “Mama, NLP itu apa sih?” Mamanya berpikir sejenak lalu berkata, “Kamu lihat kakek kamu lagi duduk di kursi goyangnya? Dia lagi sakit sekujur tubuhnya. Coba tanyakan bagaimana sakitnya” Anak ini pun segera berlari ke kakek dan menanyakan yang seperti yang diarahkan ibunya.

Dengan wajah penuh kesakitan, kakeknya menjelaskan, “Waduh, semua otot kakek sakit. Dari kaki sampai atas. Semuanya sakit!” Anak ini segera berlari kembali ke mamanya dan melaporkan kondisi menyedihkan kakeknya, lalu menagih janji penjelasan mengenai NLP. Mamanya tersenyum kemudian berkata, “Kakek kamu itu seorang pejuang perang yang tangguh. Pasukannya dulu pernah mengalahkan sebuah pasukan Belanda dalam sebuah pertempuran. Sekarang, coba kamu ke sana dan tanyakan ceritanya!” Anak itu berlari ke kakeknya dan menanyakan mengenai pengalaman kakeknya tersebut.

Sekonyong-konyong air muka kakeknya berubah, dan dengan bersemangat dia menjelaskan “Oh, itu luar biasa, cucuku. Mari kakek ceritakan, waktu itu …….dst…” Kakeknya menceritakan dengan sangat antusias. Anak ini kembali ke mamanya untuk menceritakan kondisi fisiologi kakeknya yang berubah total!

Mamanya lalu berkata, “Nah, anakku, itulah NLP. Dengan kata-kata atau pertanyaan yang tepat, kamu telah menolong kakek kamu melihat dan merasa lebih baik.” Itu sebuah penuturan dan gambaran NLP yang paling sederhana, tapi juga sangat efektif. Faktor Linguistic dalam NLP memainkan peranan yang luar biasa penting.

Dengan pikiran kita dipenuhi kata-kata dan gambar, yang kita serap, olah, lalu lepaskan, NLP menawarkan berbagai aplikasi untuk membantu efektifitas dari setiap proses tersebut. Kita lebih efektif dalam menerima input dari luar, lebih luas dalam mengartikannya, lalu lebih efektif dalam menterjemahkannya ke dalam komunikasi dan interaksi dengan diri sendiri dan orang lain. Jadi bisa dipakai dalam berbagai konteks, entah komunikasi sehari-hari, training, terapi, kepercayaan diri, dan lain-lain. Meletakkannya dalam perspektif lain, kita bisa lebih efektif dengan berpikiran lebih luas, memilih kata-kata dan gambar-gambar di pikiran kita yang lebih membantu kita untuk mencapai tujuan.

Salah satu hal yang membuat saya tertarik dengan NLP adalah bahwa di NLP tidak dipertetangkan mengenai kebenaran dan kesalahan. NLP tidak fokus pada bingkai masalah, tapi pada bingkai solusi. NLP fokus bukan pada kebenaran sebuah konsep, teori, atau belief sebagaimana bila saya belajar tentang filsafat, tapi pada kegunaannya. Hanya dengan prinsip sederhana ini, hidup jauh lebih efektif. Sebab kita lebih memikirkan bagaimana sesuatu itu berguna untuk membantu saya mencapai tujuan hidup, bukan menghabiskan waktu mempertanyakan kebenarannya. Saya tidak lagi menghabiskan waktu banyak untuk meributkan hal-hal dengan orang lain, dan fokus pada solusi setiap masalah, yang mana fokus pada kegunaan dari berbagai hal yang muncul dalam komunikasi. Ada yang pernah bertanya kepada saya, bahwa kalau kita hanya fokus pada kegunaan, kita akan takabur karena dalam mencapai tujuan kita tidak lagi peduli pada kebenaran? Waktu itu saya menjawabnya juga dengan sederhana, bahwa apabila kita ingin mencapai sebuah tujuan, di NLP dikenal juga unsur ekologi.

Steve Boyley dari Kanada, menggambarkan ini dengan sebuah konsep yakni WIN, WIN, WIN. Yakni dalam pencapaian tujuan, fokuskan tidak hanya kemenangan kita dan kemenangan orang yang terpengaruh secara langsung, tapi juga kemenangan banyak orang lain yang tidak terlibat langsung. NLP sangat menekankan pada outcome atau hasil yang ingin dicapai. Ini yang menurut Bandler membedakan NLP dengan psikologi terapan konvensional. NLP tidak menghabiskan waktu untuk menggali masalah, latar belakang, penyebab, kenapa, dan lain-lain. Kalau harus melihat ke belakang untuk menyelesaikan masalah, NLP hanya tertarik melihat ‘bagaimana’ masalah ini terjadi, yangmana fokus pada struktur masalahnya untuk bisa diintervensi.

Pada saat kita ingin fokus pada outcome, kita fokus pada semua sumber daya yang mungkin untuk membantu kita untuk menuju outcome. Dan pada akhirnya, dalam menuju outcome, NLP juga menganjurkan tingginya fleksibilitas kita, dan memperluas pilihan-pilihan kita. NLP percaya bahwa kita semua mempunyai PETA atau MODEL DUNIA yang berbeda. Tidak ada yang sama persis. Peta Pikiran atau Model Dunia ini tidak sama dengan REALITA. Karena itu di NLP dipercayai bahwa kita tidak bertindak dan berpikir berdasarkan realita, tetapi hanya berdasarkan pada persepsi kita pada realita.

Peta atau Model Dunia kita tergantung dari berbagai hal seperti proses filter di pikiran kita. Dimulai dari DELETION, DISTORTION, dan GENERALIZATION, dimana informasi diseleksi sesuai fokus kita, diartikan, dan digeneralisasi. Setelah itu di-filter lagi berdasarkan values kita, beliefs kita, memori kita, strategi kita, dan Meta Program (preferensi perilaku kita – yang oleh banyak orang dipersepsikan sebagai konsep kepribadian).

Proses ini yang kemudian menghasilkan Peta Pikiran atau Model Dunia kita secara unik. Dari proses di atas, semua orang berhak merasa dirinya benar menurut Peta Pikirannya. Hal ini dimungkinkan karena semua orang hidup dalam Model Dunia masing-masing. Di NLP dikenal apa yang disebut sebagai PRESUPPOSITION. Pengertian sederhana mengenai ini adalah prinsip atau belief. Ini menyangkut kerangka berpikir dan berperilaku. Sesuatu yang kita pergunakan sebagai dasar dari pikiran dan tindakan.

Dari tahun ke tahun, banyak presuposisi yang dikembangkan. Yang paling terkenal di NLP misalnya, THE MAP IS NOT THE TERRITORY yang berarti bahwa yang kita lihat, dengar, dan rasakan, tidak mewakili keadaan atau realita. THERE IS NO FAILURE, ONLY FEEDBACK misalnya, menekankan pada fleksibilitas sikap untuk menerima apa yang biasanya dianggap sebagai kegagalan, hanya sebagai masukan agar kita mengganti pendekatan kita di kemudian hari. NLP mempunyai berbagai tools yang berguna.

Semuanya bertujuan untuk membantu efektifitas kita. EYE ACCESSING CUE, misalnya adalah tool untuk membantu kita mengakses informasi di pikiran secara lebih cepat, dan juga alat bantu mengenali pola pikir partner bicara. Selama bertahun-tahun, berbagai tools NLP telah dikembangkan. Ada ‘PARTS INTEGRATION’, ‘FAST PHOBIA CURE’, ‘ANCHOR’, ‘PERCEPTUAL POSITION’, dan lain-lain. Semuanya bertujuan membantu efektifitas pikiran dan perilaku kita. Pada saat NLP diciptakan, Bandler dan Grinder banyak memodel tiga orang tokoh di bidang ‘perubahan pikiran’ melalui hypnosis, yakni Milton Erickson, Virginia Satir dan Fritz Perls.

Warna linguistik hypnosis dalam NLP memang kental di beberapa tools NLP, karena pengaruh ini. Milton Model, misalnya, yang menyediakan pilihan penggunaan pola linguistik yang dipakai oleh Erickson. Walau awalnya diciptakan dengan memodel hipnosis, kini hipnosis justru jauh lebih efektif apabila dilengkapi dengan tools NLP. Keduanya sekarang menjadi kesatuan yang harmonis. Setelah ‘bercerai’ dari kemitraan, Bandler dan Grinder mengembangkan NLP dengan peta masing-masing.

Berbagai pakar NLP juga kemudian mengembangkan NLP dan menyediakan pilihan-pilihan lebih luas. Bandler, misalnya, muncul dengan Design Human Engineer (DHE), Grinder dengan New Code, Michael Hall dengan Neuro-Semantics, lalu ada juga yang mengembangkan lebih jauh sampai mengkombinasikannya dengan Time Line Therapy (Tad James), dan lain-lain. Begitulah sekilas perkembangan NLP. Di dunia barat sana, penelitian dan pengembangan soal-soal otak, strategi sukses dengan cara-cara yang ilmiah memang sedemikian hebatnya. Bagaimana dengan negeri kita?

Pikiran saya pun akhirnya melayang ke teman-teman saya yang banyak berprofesi sebagai orang tua alias paranormal, atau dukun. Sebenarnya antara praktisi NLP dengan PARANORMAL tidak ada bedanya. Misalnya, saat kita pergi ke seorang paranormal maka biasanya dia memberikan semacam benda-benda jimat yang dianggap sakral. Benda itu bisa berupa keris, akik, rajah atau yang lain berikut ritual dan mantranya. Kemudian kita dipersyaratkan untuk menjalankan ritual tertentu dengan sepenuh hati (yakin).

Dengan kenyakinan yang total itu, kita siharapkan akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Lepas apakah itu hal-hal yang klenik dan berdosa karena mencemari akidah kita atau tidak, dari sudut pandang NLP hal semacam itu bisa dijelaskan: mengapa pada akhirnya kesuksesan itu mendatangi kita. Ini bukan berarti NLP sama dengan ilmu perdukunan, tetapi NLP mempelajari bagaimana pikiran bekerja dan diprogram, bisa menjelaskan bagaimana seseorang bisa sukses melalui dukun.

NLP merupakan sebuah teknologi rekayasa pikiran yang mampu mengantarkan seseorang menjadi sukses. Ketika seseorang pergi ke dukun, sebenarnya ia telah menyerahkan dirinya secara mental, emosional dan bahkan spiritualnya (yang disebut keyakinan) kepada Dukun. Ia sangat yakin bahwa sang dukun dapat membantunya. Dalam kepasrahan total seperti itu apa pun yang diperintahkan oleh Mbah Dukun ia akan mematuhinya. Bahkan untuk memakan mayat orang lain sekali pun, ia lakukan.

Ketika Dukun memberikan sebuah jimat kepada seseorang misalnya, maka ia akan memuja dan memeliharanya dengan baik. Apa sesungguhnya jimat? Dari sudut pandang NLP, jimat adalah simbol, sebuah keinginan (cita-cita) yang oleh dukun divisualiasikan ke dalam bentuk benda. Dengan kata lain, jimat adalah simbol (benda) atau kata-kata (mantra) sebagai pemicu sukses. Dengan jimat yang keramatkan, pikiran orang bisa teringat terus terhadap cita-citanya.

Jimat tidak lain adalah TITIK PICU (TRIGGER) berkorbarnya semangat seseorang terhadap cita-citanya. Dalam dunia moderen, titik picu jelas tidak lagi berupa jimat dari Dukun, tetapi bisa berupa: gambar-gambar, tokoh-tokoh idola, visi hidup Anda ditulis tebal-tebal di kamar tidur, afirmasi dan simbol-simbol pemicu sukses lainnya seperti plat nomor mobil, nomor handphone yang berangka 09 dan sebagainya. Sebenarnya, yang hebat adalah bukan jimat itu sendiri, tetapi makna atau kandungan cita-cita yang terdapat dalam jimat itu adalah yang terpenting.

Bangsa Indonesia memiliki jimat yaitu SUMPAH PEMUDA dan PROKLAMASI KEMERDEKAAN sebagai jembatan yang diyakini mampu melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Seorang teman mempunyai jimat sebuah akik yang tidak akan dilepas bila dalam keadaan bahaya dan sebelum cita-citanya tercapai. Seorang teman lagi mempunyai jimat “Berpuasa senin-kamis”.

Sesungguhnya, bukan keris, rajah, itu sendiri. Yang penting adalah Anda yang memberi makna, pemberi ruh, atau pemberi jiwa terhadap benda-benda itu. Kekuatan benda-benda itu, tergantung seberapa besar SEMANGAT yang Anda berikan. Demikian sedikit berbagi pengalaman dari saya, mohon maaf bila ada yang kurang berkenan.

by. wong alus (http://wongalus.wordpress.com/tag/nlp/)

ads
Labels: KAWERUH

Thanks for reading NLP dan Tasawuf. Please share...!

0 Comment for "NLP dan Tasawuf"

Back To Top